Apa itu Upacara Bendera??
Penghormatan pada Bendera Merah Putih itu perlu, apalagi kita yang dari lahir hingga dewasa berada di bumi pertiwi Indonesia. Banyak hal dan makna yang kita dapat dari penghormatannya. Bahkan dari kecil, sejak duduk dibangku SD, SMP, hingga SMA, saya sering memberikan penghormatan pada sang Merah Putih tepatnya setiap hari Senin pukul 07.00 wib.
Lalu apa sebenarnya makna dari Upacara hari Senin? Bila ditanyakan apa maknanya? Tentu seharusnya sebagai anak Bangsa Indonesia merasa malu dengan mempertanyakan hal tersebut. Bagaimana tidak, itu mencerminkan sikap kita acuh tak acuh terhadap Negri ini. Jujur itupun pernah terlintas dalam benak saya ketika saya masih duduk dibangku sekolahan.
Saya harus berangkat lebih awal dari biasanya, untuk mengikuti upacara agar tidak terlambat, kemudian berdiri ditengah lapang kurang lebih 30 menit untuk mengikuti upacara samapai dengan selesai. Pernah saya berpikir, sebenarnya untuk apa kita melakukan hal ini, untuk setiap hari senin, dan bukankah ini akan menyiksa murid – muridnya bila fisiknya tidak sedang maksimal.
Saya tidak pernah mendapatkan jawaban yang pas dari guru saya ataupun dari Pembina sekolah, dari bangku kuliah dengan bangku sekolah, selain dari berpakaian, peraturan, juga tentang perihal upacara, bahkan setiap perayaan hari kemerdekaan pun tidak ada upacara penghormatannya.
‘”Kenapa kita mesti upacara di perayaan Kemerdekaan RI ke-62 bahkan setiap seminggu sekali, setiap hari Senin? Sebagai anak bangsa Indonesia mestinya telah tahu akan makna upacara yang sering kita lakukan, selain sebagai bentuk balas jasa akan penghormatan, menghargai, dan berterima kasih akan para Pejuang Bangsa yang telah gugur di medan perang, juga sebagai alat pemersatu bangsa. Bukankah Bangsa kita memiliki Pancasila yang sebagai ideologi Negri, yang mana setiap silanya memiliki makna dan pemahaman yang merupakan cerminan bangsa Indonesia, seperti sila ketiga, ‘Persatuan Indonesia’ maka kita pun harus bersatu, bersama mempertahankan bangsa kita setelah para pejuang yang merebut dari tangan penjajah. Upacara sebenarnya hanyalah secuil dari sekian banyak cara mengabdi terhadap Bangsa ini. Kalian para pelajar bisa pertahankan prestasi kalian di akademik maupun non akademik untuk menharumkan Bangsa Indonesia. Jadikan upacara bukan karena ajang takut pada guru, karena disuruh guru, tetapi tanamkan upacara dalam jiwa kalian, sehingga kalian dengan sendirinya mengetahui betapa bersyukurnya kalian bisa merasakan hidup tanpa harus brcucuran darah, pengorbanan nyawa kalian untuk meraih Bangsa ini.” (Kutipan Pidato Bpk Sulis)
Demikianlah jawaban yang saya dapatkan dari seorang guru SMP Swasta di Cibinong, ketika saya mengantarkan dan menemani adik saya upacara 17 Agustus untuk memperingati Kemerdekaan RI yang ke-62.
Jujur saya sadar dan baru memahami ternyata banyak hal yang kita ambil dari sebuah upacara. Bayangkan saja, para penjajah berjuang mempertaruhkan hidup dan matinya demi Bangsa Indonesia, sedangkan kita termasuk saya, terkadang terlintas rasa malas untuk upacara, bahkan hanya berdiri kurang lebih 30 menit saja, saya sering terjatuh pingsan karena tidak tahannya dengan terik matahari.
Tetapi setelah saya menemukan jawaban tersebut, saya teringat akan upacara dahulu yang pernah saya alami selama masih duduk dibangku sekolahan. Didalam upacara, saya sering berda dibarisan pertama, sehinnga bisa melihat apa yang terjadi di lataran lapangan. Ada pemimpin upacara yang memimpin upacara, kemudian ada pasukan pengibar bendera dan kita diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya, setelah itu menyanyikan lagu mengheningkan cipta yang dipimpin oleh Pembina upacara, ada pembacaan Pancasila, pembacaan UUD 1945, kemudian pidato Pembina upacara, kemudian menyanyikan lagu nasional, dan ditutup dengan doa.
Waah, jika diingat – ingat rasanya ingin untuk upacara lagi, dan kini pun saya tahu akan makna upacara. Sebenarnya apapun itu, jika dilakukan dengan rasa sadar diri dan dilakukan dari hati maka tidak ada rasa untuk mengeluh ataupun untuk menyesal dikemudian harinya.
0 comments:
Posting Komentar