Dalam berbahasa, baik dengan lisan maupun dengna tulisan, orang kadng – kadang menyulih kata atau ungkapan dengan kata atau ungkapan lain untuk kesan khusus.
Misal dalam kalimat Mukanya Pucat, disulih dengan: Mukanya sebagai bulan kesiangan.
Pada hakikatnya, majas (figure of speech) adalah kata atau ungkapan yang maknanya yang biasa atau harfiah diubah untuk menyiratkan kesan yang khusus. Kesan khusus itu tercapai oleh ide, sifat, atau gagasan. Disamping mampu mengkonkretkan dan menghidupkan bahasa, majas juga sering lebih ringkas daripada padanannya yang terungkap dalam kata biasa.
1. Majas Perbandingan
Dengan sadar atau tidak orang menggunakan bahasa yang bersifat perbandingan.
Majas perbandingan dibagi menjadi :
a. Perumpamaan (simile)
Perbandingan secara eksplisit, ditandai oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, dan serupa
- Mukanya seperti bulan kesiangan
- Rumahnya ramai bak pasar malam
- Ia bertingkah bagai gorilla
b. Kiasan (Metafor)
Perbandingan itu tidak dimarkahi oleh pemakaian kata pembanding.
- Saudagar itu berhati batu.
- Bangsa kuli dan kuli di antara bangsa – bangsa.
- Mendengar kesutan itu ia jadi mata gelap.
c. Penginsanan (Personifikasi)
Perbandingan dikenakan antara benda mati dan makhluk hidup (khususnya manusia), maksudnya sifat – sifat yang dimiliki oleh manusia dilekatkan pada benda yang tak bernyawa.
- Pohon nyiur melambai – lambai.
- Angin badai meraung – raung sepanjang hari.
- Dendamnya berteriak meminta balas.
2. Majas Pertentangan
Majas yang menyatakan suatu pertentangan dengan keadaan yang sebenarnya, jenis – jenisnya:
a. Hiperbola
Majas yang digunakan untuk mengungkapkan kenyataan dengan cara melebih – lebihkan jumlah, atau tingkatnya tanpa maksud menipu betul.
- Sudah berhari – hari saya tidak mengejapkan mata barang sesaat pun.
- Aku terkejut setengah mati mendengar berita itu.
- Terlihat ribuan manusia menuju ketempat perampokan.
b. Litotes
Majas yang dalam pengungkapannya menggurangi atau melemahkan kenyataan yang sebenarnya.
- Jika tidak berkeberatan, singgahlah ke gubug usang kami. (maksudnya rumah)
- Terimalah kado kecil ini dariku. (Maksudnya cincin dalam kotak kecil)
- Raniadalah anak yang biasa – biasa saja. (sering juara kelas)
c. Ironi
Majas yang maknanya bertentangan, majas ini merupakan majas sindiran.
- Bukan main bersihnya rumah ini, banyak sampah berserakan.
- Harum sekali masakanmu bahkan lalatpun tak mau pergi.
- Sudah pulang engkau; baru pukul dusa malam
3. Majas Pertautan
Majas yang mentautkan suatu benda pada benda lain. Jenis – jenisnya:
a. Metonimia
Pemakaian nama ciri atau nama hal yang ditautkan denagn orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya.
- Ayahku sangat gemar menghisap Djarum.
(maksudnya: menghisap rokok merek Djarum Black)
- Kini Tono telah berbaju hijau. (maksudnya: telah menjadi tentara)
- PT Djarum memperkenalkan cara baru untuk menikmati teh.
(maksudnya: PT Djarum mengeluarkan prodak Djarum Black Tea, rokok beraroma teh.)
b. Sinekdoke
Ialah sejenis metonimia yang menyebut nama bagian untuk keseluruhan (pars pro toto)
- Meskipun hanya memiliki dua pintu, uang sewanya cukup untuk membiayai anak–anaknya hingga kuliah. (maksudnya : dua rumah kontrakan)
- Hal itu tentu bermanfaat bagi anak cucu Adam (makasudnya : umat manusia)
Ialah sejenis metonimia yang menyebut keseluruhan untuk nama bagian (totem proparte)
- Hari ini Bandung akan berhadapan dengan Surabaya di Stadion Senayan. (maksudnya: kesebalasan Bandung akan melawan kesebelasan Surabaya).
- PT Djarum selalu berusaha mengeluarkan produk – produk inovasinya untuk merambah penjualannya, salah satunya dengan membuat rokok terkecil di Indonesia dengan kertas hitam. (maksudnya : Djarum Black)
c. Kilatan (Allusion)
Majas yang secara tidak langsung menunjuk ke suatu peristiwa atau tokoh bedasarkan peranggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang / pembaca.
- Setiap kali acara 17-an digelar, warga menyambutnya dengn antusias. (peringatan HUT RI setiap tanggal 17 Agustus)
- Sudah seminggu yang lalu, aku mengirimkan ideku ke BLACK INNOVATION AWARDS. (Maksudnya: kompetisi tentang ide – ide kreatif yang memiliki solusi dan manfaat untuk orang banyak yang diselenggarakan oleh pihak PT Djarum.)
d. Eufemisme
Ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang diraskan kasar, merugikan, dan tidak menyenangkan.
- Maaf, saya permisi ke belakang. (alih-alih kamar kecil / toilet)
- Semenjak dibebastugaskan, ayahnya mengalami depresi yang hebat. (alih-alih dipecat)
- Orang tuanya telah lama meninggal (alaih – alih mati)
0 comments:
Posting Komentar