Mungkin salama ini kita hanya mengenal mie telor atau mie instan yang berbahan dasar gandum atau tepung terigu saja. Kali ini, Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat produk mie jagung dengan bahan baku jagung untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu yang selama ini masih sering impor.

Dalam proses pembuatannya, mie jagung bisa menggunakan 100 persen bahan baku jagung atau dicampur dengan tepung terigu dengan rasio 25 persen jagung dan 75 persen terigu. Rasanya juga tidak jauh beda dengan mie yang terbuat dari terigu, namun tidak terlalu kenyal.
Kenapa Mie jagung??? Mie jagung merupakan salah satu jenis mie yang terbuat dari tepung jagung. Salah satu kelebihan penggunaan jagung sebagai bahan baku produk mie instan adalah kandungan vitamin A (karoten) yang jauh lebih tinggi dibandingkan terigu. Karakteristik mie jagung dapat diperbaiki melalui tahapan gelatinisasi sebelum proses pengadonan dan peningkatan kandungan protein jagung.
Cara pembuatan mie jagung cukup sederhana. Tepung jagung (25 persen) dan terigu (75 persen) diformulasi dengan air, garam, soda abu dan guar gum kemudian dicampur selama 10 menit. Kemudian dibentuk lembaran adonan dengan proses penggilingan 10 hingga 12 kali. Setelah itu barulah dilakukan pembentukan untaian mie. Untaian mie tersebut kemudian dikukus dan dipotong-potong sehingga menjadi produk mie basah. Untuk menjadikannya produk kering, mie basah tersebut dioven dengan suhu 60 derajat celcius selama 80 menit.
Penelitian yang dilakukan Tim mahasiswa IPB tersebut terdiri dari lima orang, yaitu Galih Nugroho, Kamalita Pertiwi, Ari Try Purbayanto, Chaterine Haryasyah, dan Riza Aris Apriady bertujuan untuk melakukan optimasi proses pengolahan mie jagung berbahan baku tepung jagung protein tinggi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dari bulan September hingga bulan Desember 2007. Pengamatan dilakukan dalam bentuk pengujian karakteristik organoleptik, fisik, dan kimia produk mie jagung instan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk memperoleh produk mie jagung kaya protein dengan karakteristik optimal diperlukan formulasi tepung jagung dengan penambahan CGM 4 %, CMC (1%), garam (1%), soda kue (0,3%), dan air (40%) total berat tepung serta pada proses pengolahan diperlukan tahap pregelatinisasi adonan sebanyak 70 % dari total berat tepung dengan penambahan air 60 % dari total air yang dibutuhkan.
IPB berencana memproduksi secara massal mie jagung yang tengah dikembangkan oleh para mahasiswa Teknologi Pangan. Dan hasil penelitian mahasiswa tentang mie jagung instant itu mendapat juara III dalam kompetisi Developing Silutions for Developing Countries (DSDC) di Amerika Serikat yang berlangung pada 6-10 Juni. Hasil penelitian mereka sekarang masih mie jagung yang dikhususkan bagi ibu-ibu hamil, agar gizinya makin bagus.
Mudah-mudahan mie ini akan membantu perekonomian Indonesia, agar kita tidak melulu impor tepung terigu. Bahkan, kini di warung – warung tradisional telah menyediakan menu mie jagung rebus dan mie jagung goreng special. Waah, dan yang lebih mengejutkan lagi mie jagung ini akan diproduksi seperti khalayak mie instan, biar para konsumen juga bisa menikmatinya dengan praktis.
Good Job IPB,,
0 comments:
Posting Komentar