Bedasarkan pengamatan saya, juga penggalian informasi serta sumber dari harian surat kabar yang menyatakan pendapat bahwa pelajar menjadikan sekolah hanya sekedar tempat pendidikan saja alias formalitas.
Sekolah yang seharusnya bisa dijadikan rumah kedua kita dalam menggali ilmu sedalam-dalamnya, kini sebagai ajang “ngeceng”, “have fun bersama temen”, “cari gebetan”, dan lain sebagainya. Jika semua ini dibiarkan saja, bagaimana bangsa kita akan terlepas dari kebodohan dan sulit untuk mandiri karena kemalasan penerusnya.
ALASAN PEMICU MALAS BAGI PELAJAR!
Sebenarnya banyak sekali alasan yang membuat pelajar malas belajar. Semua itu bisa datang dari lingkup dalam sekolah itu sendiri maupun lingkup luar sekolah. Sebagai contoh lingkup dalam sekolah, adanya seorang guru yang ditakuti semua murid-muridnya alias galak dalam mengajar. Dan ada juga yang berpendapat adanya seorang pengajar yang cuek terhadap anak didiknya sehingga membuat Susana ajar mengajar bosan.
Pengaruh luar sekolah bisa dimungkinkan dengan permainan seperti game, apalagi adanya wabah jejaring sosial di dunia maya yang bagi pelajar lebih asyik dimenghabiskan waktu di internet ditimbang belajar di kelas. Ada juga faktor keluarga yang sangat mempengaruhi sikap emosional pelajar. Suasana rumah atau hubungan keluarga ikut ambil peran dalam kasus ini.
Menurut Ibu Sri Rahayuningsih, saya mengutip pendapat beliau bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab malas belajar. Yaitu dari pribadi siswa itu sendiri yang sering mengkaitkan rasa “mood on”. Kedua adalah faktor lingkungan keluarga, hubungan keharmonisan orang tua dengan anak tentu paling berperan dalam menentukan sikap dan tingkah laku siswa dalam pengembangan emosional. Itu kenapa peran orang tua menentukan sukses anak (baca artikel saya sebelumnya).
0 comments:
Posting Komentar